Kamis, 16 Juni 2011

MASALAH SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, DAN FISIK DALAM PEMBANGUNAN DESA KELAMPAIAN TENGAH

BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan PertaniandiIndonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi. Hal ini karena hampir 40 % sumber pendapatan di Indonesia berasal dari sektor pertanian, selain itu juga pertanian berperan sebagai penyedia utama kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, serta merupakan pasar yang sangat besar untuk produk manufaktur karena jumlah penduduk yang besar dan terus mengalami peningkatan, sementara sektor lain pertumbuhannya negatif.
Menurut Fatah (2007) pembangunan pertanian merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dari suatu keadaan yang lebih baik dengan memanfaatkan seluruh aset dan sumberdaya yang dapat dikuasai sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Menurut Sumodiningrat (2007) pembangunan adalah proses untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera secara adil dan merata. Masyarakat yang sejahtera ditandai dengan adanya peningkatkan kemakmuran berupa meningkatnya konsumsi karena meningkatnya pendapatan masyarakat.
Menurut Fatah (2007) Sektor pertanian terbukti merupakan sektor yang paling mampu bertahan dalam era krisis moneter yang kita alami beberapa tahun yang lalu. Di saat semua sektor mengalami pertumbuhan yang negatif, sektor pertanian mampu menjanjikan kesejahteraan yang merata kepada masyarakat yang bekerja pada sektor ini, oleh karena itu salah satu sektor yang paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan adalah melalui peningkatan mereka yang bekerja di sektor pertanian. Peran penting sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi terletak dalam beberapa hal sebagai berikut :
  1. Penopang pertumbuhan ekonomi dan penyedia lapangan kerja nasional,
  2. Penyedia kebutuhan pangan masyarakat atau penduduk suatu negara,
  3. Penghasil devisa,
  4. Pendorong tumbuhnya sektor industri, dan
  5. Pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat perdesaan.
Alasan yang mendasari pentingnya pertaniandiIndonesia antara lain adalah: (1) potensi sumberdayanya yang besar dan beragam, (2) sumber pendapatan nasional cukup besar, (3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan (4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Penyuluhan pertanian diartikan sebagai proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat yang diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian (Mardikanto, 1993).
Penyuluh pertanian diakui telah banyak memberikan sumbangan keberhasilan pada pembangunan pertanian Indonesia. Penyuluhan telah berhasil menyampaikan berbagai inovasi pertanian kepada petani dengan segala metodenya sehingga para petani meningkat pengetahuan dan keterampilannya serta dapat mengubah sikap petani menjadi mau dan mampu menerapkan inovasi baru. (Fatah, 2007).
Menurut Kartasapoetra (1994) peran penyuluh pertanian merupakan ilmu terpakai yang mengemukakan teori-teori, prosedur dan cara-cara tertentu dalam menyampaikan inovasi yang diperoleh dari hasil penelitian kepada para petani melalui proses pendidikan non-formal. Melalui program ini dibekali pengetahuan praktis guna mengahadapi tantangan yang akan sedang mereka hadapi.
Perubahan perilaku petani melalui pendidikan adalah proses perkembangan dirinya sebagai individu, hingga memungkinkan dirinya berpartisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. (Mardikanto, 1993).
Dalam kegiatan penyuluhan perlu adanya pembentukkan kelompok tani, agar kegiatan lebih mudah dilakukan sehingga penyuluh dapat lebih fokus dalam proses belajar mengajar atau pemecahan masalah. Selain itu, petani dapat lebih mudah berdikusi dan menyampaikan aspirasinya serta dapat menjalin kerjasama yang lebih baik dengan sesama anggota.
Iver dan Page dalam Mardikanto (1993) mengemukakan bahwa, kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal balik dan saling pengaruh-mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk salaing tolong menolong. Sedangkan pengertian kelompok tani menurut Departemen Pertanian RI (1980) diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani-taruna (pemuda/i), yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak-tani.
Keberadaan kelompok tani di pedesaan relatif penting dalam menunjang pengembangan penyuluhan. Kelompok tani dapat dikembangkan sebagai sarana media atau alat, baik bagi pemerintah atau instansi terkait maupun lembaga-lembaga nonpemerintah dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan. Selain itu, dalam kelompok tani dapat dimanfaatkan lebih baik atau optimal semua sumber-sumber yang tersedia sehingga mampu menjadi wahana belajar yang efektif.
Mosher dalam Mardikanto (2009) mengemukakan bahwa salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok tani. Dimana di dalam kelompok tani perlu adanya organisasi yang membagi tugas antara anggota kelompok tani.
Organisasi adalah suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas, mempunyai tanggung jawab, serta mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Organisasi merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Jenis-jenis organisasi petani terbagi menjadi 3 yaitu :
  1. Kelompok Tani (POKTAN)
Kumpulan petani/pekebun/peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
  1. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)
Kumpulan beberapa kelompok taniyang bergabungdan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
  1. Asosiasi
Kumpulan petani/pekebun/peternak yang sudah mengusahakan satu komoditas pertanian secara komersial.
Kelompok dibentuk untuk mempermudah anggota-anggota mencapai sebagian apa yang dibutuhkan dan atau diinginkan (Departemen Pertanian, 2008).


BAB II
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Permasalah yang dihadapi dalam pembangunan di Desa Kelampaian Tengah umumnya berada pada masalah sturktural dan sosial budaya. Adapun masalah yang dihadapi dalam upaya pembanguna di Desa Kelampaian Tengah yaitu :
  1. Masalah sosial budaya
  1. Rendahnya tingkat pendidikan
  2. Rendahnya Kesadaran Petani terhadap adopsi inovasi pertanian
  1. Masalah Ekonomi
  1. Tersedianya permodalan untuk petani
  2. Harga pupuk yang lumayan tinggi
  1. Masalah Geografis
  1. Prediksi terhadap iklim yang sulit
  2. Banjir kiriman yang mengenangi tanaman padi petani
  3. Penyakit diplodia yang menyerang tanaman jeruk

BAB II
KEADAAN YANG DIINGINKAN
Keadaan yang diinginkan di Desa Kelampaian Tengah yaitu terwujudnya keadaan politik, sosial budaya, serta ekonomi yang mendukung kesejahteraan masyarakat Kelampaian Tengah. Dimana keadaan yang diinginkan yaitu :
  1. Masalah sosial budaya
  1. Pendidikan masyarakat minimal SMA
  2. Petani sadar terhadap perlunya penerapan inovasi pertanian
  1. Masalah Ekonomi
  1. Tersedianya permodalan yang kuat untuk mendukung pertanian
  2. Pupuk tersedia dengan harga murah
  1. Masalah geografi
  1. Prediksi terhadap iklim yang sulit tidak dapat di tanggulangi karena hal ini merupakan keadaan yang tidak dapat dimodifikasi
  2. Pembersihan sungai yang dangkal
  3. Tanaman jeruk kembali menjadi komoditi unggulan di Kecamatan Astambul
BAB IV
PEMBAHASAN
Desa Kelampaian Tengah merupakan bagian dari Kecamatan Astambul dimana luasan permukiman sebesar 12 Ha dan luas areal lahan pertanian yaitu sebesar 104 Ha. Desa Kelampai Tengah terbagi menjadi 3 Rt yaitu Rt I, Rt II, Rt III dengan masing-masing 2 Kelompok tani per Rt.
Tabel 1. Kelompok Tani di Desa Kelapaian Tengah
No
Nama Kelompok Tani
Kelas Kemampuan
Nama Ketua Kelompok Tani
Rt
1
2
3
4
5
6
Sinar Keramat
Nasib Swarga
Berkat Mufakat
Sungai Jurung
Maju Bersama
Karya Baru
Lanjut
Lanjut
Lanjut
Pemula
Pemula
Pemula
H. Muhammad Noor
Arbain
Abdullah
Mahli
Anang Syarwani
Mujtahidin
Rt I
Rt II
Rt III
Rt III
Rt I
Rt II

Dari enam kelompok tani yang ada masing-masing terbagi di 3 Rt. Kelas kemampuan kelompok tani hanya lanjut dan pemula hal ini menunjukkan bahwa kelas kemampuan kelompok tani relatif rendah. Kelompok tani yang sempat di kunjungi pada saat pratikum yaitu kelompok tani Karya Baru. Dimana kelompok tani Karya Baru merupakan kelompok tani dengan kelas kemampuan Pemula namun kelompok tani ini sudah lumayan berkembang karena pada kelompok ini sudah dapat mendirikan koperasi yang telah terdaftar di instansi pemerintahan. Koperasi tersebut dinamakan Nurul Qaromah anggota kelompok merupakan anggota kelompok tani dan ditambah dengan satu orang penyuluh pertanian dan jumlah sementara anggota kopeasi tersebut yaitu sebesar 31 orang. Selain koperasi yang baru saja didirikan kelompok tani Karya Baru juga memiliki Kelompok Budidaya Ikan yang baru saja dikembangkan di Desa Kelampaian Tengah. Kelompok tani sudah mempunyai buku absensi jadwal kehadiran pertemuan rutin kelompok tani yang diadakan setiap hari jumat, buku kas kelompok tani, buku inventaris barang/alat, buku rencana kerja kelompok tani, serta buku tamu.
Masalah budaya yang ada dimasyarakat yaitu adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan.Sarana pendidikan masyarakat di desa Kelampain tengah hanya ada Sekolah Dasar Negeri Kelampaian Tengah, Madrasyah Ibtidaiyah, apabila ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi mereka harus ke tempat lain. Masyarakat di desa Kelampaian Tengah umumnya hanya berpendidikan SD, SMP dan SMA. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum mengetahui seberapa besar pentingnya pendidikan untuk dirinya. Apabila setelah menyelesaikan pendidikan hingga SMA atau lebih buruk hanya sampai SD saja orang tua akan menikahkan anak-anaknya sehingga masa depan pendidikan generasi penerus bangsa menjadi terputus dan hal ini menyebabkan mereka hanya bergelut pada lingkar kemiskinan karena minimnya pendidikan. Rendahnya pendidikan ini juga menjadi menjadi akar permasalahan bahwakurangnya inisiatif masyarakat dalam menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan mereka. Mereka hanya memikirkan bagaimana caranya agar tetap mempertahankan hidup tanpa memikirkan bagaimana nasib generasi penerus bangsa di masa yang akan mendatang. Karena minimnya pendidikan masyarakat hal ini menyebabkan dari seluruh penduduk desa Kelampaian Tengah hampir 95% penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Selain itu masalah rendahnya pendidikan juga menjadikan kendala dalam penerapan inovasi yang dilakukan oleh penyuluhan. Oleh karena itu masayarakat harus ditingkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dengan memperbaiki sarana pendidikan, mengadakan penyuluhan pendidikan terhadap masyarakat agar tercipta generasi penerus yang memiliki pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Kelampaian Tengah.
Masalah ekonomi yang ditemukan di lapangan yaitu rendahnya permodalan yang dihadapi petani. Permodalan untuk kelompok tani Karya Baru belum mendapatkan dana bantuan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) namun pada saat ini masih dalam tahap pengusulan kepada pemerintah. Sebagai contoh penyuluhan yang dilakukan adalah penerapan pemupukan yang berimbang terhadap tanaman padi. Petani umumnya ingin menerapkan pemupukan yang berimbang tersebut namun petani terkendala permodalan sehingga dalam mengadopsi suatu inovasi petani mengalami kesulitan selain harga pupuk mahal. Namun menyikapi hal tersebut pemerintah menjalankan pupuk bersubsidi untuk anggota kelompok tani. Pupuk yang diberikan bersubsidi yaitu urea, KCl, dan SP. 36. Walaupun pupuk dari pemerintah telah disubsidi namun tetap saja mereka terkadang ada yang tidak sanggup membeli pupuk bersubsidi tersebut. Pembelian pupuk bersubsidi oleh anggota kelompok tani tidak dikenakan batasan jadi petani dapat membeli pupuk berdasarkan kemampuan petani dalam membeli pupuk tersebut.Total luas lahan yang dimiliki anggota kelompok tani bersama yaitu 21,7 Ha dimana pupuk yang sudah diambil yaitu urea 2.070 kg, KCl 1.4060 kg, dan SP 36 760 kg. Hendaknya pupuk dapat diberikan kredit kepada petani berupa dana bantuan seperti program PUAP agar mereka dapat membeli pupuk sehingga petani dapat melakukan pemupukan yang berimbang pada tanaman padi mereka.
Selain itu program yang pernah ada di desa ini yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) berupa pembuatan jalan usaha tani. Pembuatan jalan usaha tani ini ditujukan untu memudahkan petani menuju lahan tani mereka serta jalan ini memudahkan pengangkutan hasil panen para petani sehingga lebih mudah untuk sampai kerumah masyarakat. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri ini dilaksanakan pada tahun 2009. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ini telah dilaksanakan 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 di tiga Rt di desa Kelampaian Tengah. Pada tahun 2008 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dilaksanakan di Rt III yaitu berupa pembuatan Jalan usahatani. Pada tahun 2009 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dilaksanakan di Rt II yaitu juga berupa pembuatan Jalan usahatani. Sedangkan Pada tahun 20010 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dilaksanakan di Rt III yaitu kembali berupa pembuatan Jalan usahatani. Pada tahun 2011 ini program pembangunan yang direncanakan yaitu pembangunan Taman Kanak-Kanak. Dalam semua jenis pembangunan yang dilaksanakan di pedesaan yang pelu diingat dan digaris bawahi yaitu pemerintah seharusnya tidak hanya membantu permodalan namun juga memberdayakan masyarakat agar dapat membatu masyarakat agar dapat mengelola sumberdaya yang ada secara optimum.
Selain masalah sosial budaya serta perekonomian yang ada di desa Kelampaian Tengah ini juga yang menjadi masalah dalam pertanian adalah masalah cuaca dan ikilim yang sukar untuk diperkirakan. Varietas tanaman padi yang ditanam merupakan jenis varietas lokal walaupun kadang bisa juga membudidayakan padi unggul namun bila musim memungkinkan. Masalah geografi yang terjadi seperti air banyak para petani yang mengeluh dengan adanya banjir kiriman dari daerah pegunungan yang menyebabkan petani gagal panen. Banjir yang datang umumnya menggenangi tanaman padi yang hanya berumur masih muda sehingga tanaman padi muda ini tidak dapat bertahan sehingga busuk dan mati. Dari wawancara langsung kepada petani bahwa bencana banjir kiriman yang menggenang tanaman padi tersebut menyebabkan petani mengalami kegagalan penanaman sebanyak 5 kali. Dari hal tersebut bahwa petani terus mengalami kerugian karen banyaknya bibit tanaman yang terbuang padahal untuk dapat menanam padi petani harus menyemai benih padi yang sudah direndam selama 20 hari barulah bibit dapat ditanam. Namun apabila banjir kiriman yang terjadi menggenangi tanaman yang sudah berumur cukup lama umumnya tanaman padi masih bisa bertahan hidup karena tanaman padi sudah mempunyai anakan yang cukup banyak serta tanaman padi tersebut sudah cukup tinggi. Pada sawah yang lebih tinggi umumnya tanaman padi bisa bertahan hidup bila dibandingkan dengan tanaman padi di daerah sawah bawahan. Solusi untuk permasalah banjir ini yaitu seperti pembuatan irigasi agar dapat menyalurkan air dari sungai agar tidak meluap langsung ke areal persawahan. Namun walaupun rencana ini pernah di ajukan dalam musrembang rencana ini belum dapat dilaksanakan karena memakan biaya yang jumlah sangat pantastis sehingga pemerintah kabupaten belum sanggup membangunkan irigasi yang dikehandaki oleh masyarakat. Namun selain pembuatan irigasi solusi yang lain adalah pembersihan areal sungai-sungai yang mengalami pendangkalan akibat samapah. Dengan membersihkan areal sungai yang mengalami pendangkalan maka diharapkan laju jalannya air tidak meluap ke areal persawahan.
Masalah yang dihadapi petani juga menyangkut penyakit diplodia yang menyerang hampir seluruh tanaman jeruk yang ada di Kabupaten Astambul. Walaupun tanaman jeruk sudah dipangkas namun ada saja tanaman jeruk yang tetap mati. Petani juga sudah mengganti tanamn jeruk yang sudah mati dengan jeruk baru namun sepertinya penyakit diplodi sudah menjadi langganan yang mneybabkan tanaman jeruk mati. Oleh karena itu para petani sekarang berpikir untuk menggati tanaman jeruk dengan tanaman lain dengan harapan jenis tanaman yang baru dapat menghentikan penyakit diplodia. Jenis tanaman yang digunakan yaitu sirsak karena sekarang ini sirsak sudah banyak dicari masyarakat karena banyak manfaat dari sirsak selain untuk konsumsi yaitu sebagai obat untuk beberapa penyakit. Selain sirsak beberpa petani juga tertarik untuk membudidayakan kelapa hibrida karena sekarang ini banyak kelapa sebagai tanaman yang dibuat untuk minuman dan harganya juga menguntungkan bagi petani terutama untuk suplai warung maupun rumah makan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut, yaitu :
  1. Tingkat pendidikan masyarakat di desa Kelampaian Tengah umumnya relatif rendah sehingga hendaknya harus dilakukan peningkatan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan untuk memperbaiki kualitas sumber daya pedesaan.
  2. Masyarakat desa memang masih minim terhadap permodalan namun dalam memberikan modal masyarakat juga harus diberdayakan melalui penyuluhan agar masyarakat dapat mengoptimalkan permodalan yang dimiliki.
  3. Perubahan iklim yang dihadapi sekarang merupakan tantangan dalam pertanian karena merupakan kondisi alam yang tidak dapat direkayasa atau kitamodifikasi sesuai dengan kehendak manusia.
  1. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam laporan ini yaitu agar pemerintah lebih memperhatikan pembangunan di desa agar masyarakat desa mampu mengelola sumber daya yang ada dengan baik sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA
Fatah, Luthfi. 2007. Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Pustaka Banua. Banjarbaru Kalsel.
Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Mardikanto, T. 2009. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Sumodiningrat, G. 2007. Pemberdayaan Sosial. Kompas. Jakarta