Kamis, 16 Juni 2011

MASALAH SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, DAN FISIK DALAM PEMBANGUNAN DESA KELAMPAIAN TENGAH

BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan PertaniandiIndonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi. Hal ini karena hampir 40 % sumber pendapatan di Indonesia berasal dari sektor pertanian, selain itu juga pertanian berperan sebagai penyedia utama kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, serta merupakan pasar yang sangat besar untuk produk manufaktur karena jumlah penduduk yang besar dan terus mengalami peningkatan, sementara sektor lain pertumbuhannya negatif.
Menurut Fatah (2007) pembangunan pertanian merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dari suatu keadaan yang lebih baik dengan memanfaatkan seluruh aset dan sumberdaya yang dapat dikuasai sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Menurut Sumodiningrat (2007) pembangunan adalah proses untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera secara adil dan merata. Masyarakat yang sejahtera ditandai dengan adanya peningkatkan kemakmuran berupa meningkatnya konsumsi karena meningkatnya pendapatan masyarakat.
Menurut Fatah (2007) Sektor pertanian terbukti merupakan sektor yang paling mampu bertahan dalam era krisis moneter yang kita alami beberapa tahun yang lalu. Di saat semua sektor mengalami pertumbuhan yang negatif, sektor pertanian mampu menjanjikan kesejahteraan yang merata kepada masyarakat yang bekerja pada sektor ini, oleh karena itu salah satu sektor yang paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan adalah melalui peningkatan mereka yang bekerja di sektor pertanian. Peran penting sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi terletak dalam beberapa hal sebagai berikut :
  1. Penopang pertumbuhan ekonomi dan penyedia lapangan kerja nasional,
  2. Penyedia kebutuhan pangan masyarakat atau penduduk suatu negara,
  3. Penghasil devisa,
  4. Pendorong tumbuhnya sektor industri, dan
  5. Pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat perdesaan.
Alasan yang mendasari pentingnya pertaniandiIndonesia antara lain adalah: (1) potensi sumberdayanya yang besar dan beragam, (2) sumber pendapatan nasional cukup besar, (3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan (4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Penyuluhan pertanian diartikan sebagai proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat yang diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian (Mardikanto, 1993).
Penyuluh pertanian diakui telah banyak memberikan sumbangan keberhasilan pada pembangunan pertanian Indonesia. Penyuluhan telah berhasil menyampaikan berbagai inovasi pertanian kepada petani dengan segala metodenya sehingga para petani meningkat pengetahuan dan keterampilannya serta dapat mengubah sikap petani menjadi mau dan mampu menerapkan inovasi baru. (Fatah, 2007).
Menurut Kartasapoetra (1994) peran penyuluh pertanian merupakan ilmu terpakai yang mengemukakan teori-teori, prosedur dan cara-cara tertentu dalam menyampaikan inovasi yang diperoleh dari hasil penelitian kepada para petani melalui proses pendidikan non-formal. Melalui program ini dibekali pengetahuan praktis guna mengahadapi tantangan yang akan sedang mereka hadapi.
Perubahan perilaku petani melalui pendidikan adalah proses perkembangan dirinya sebagai individu, hingga memungkinkan dirinya berpartisipasi dalam kehidupan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. (Mardikanto, 1993).
Dalam kegiatan penyuluhan perlu adanya pembentukkan kelompok tani, agar kegiatan lebih mudah dilakukan sehingga penyuluh dapat lebih fokus dalam proses belajar mengajar atau pemecahan masalah. Selain itu, petani dapat lebih mudah berdikusi dan menyampaikan aspirasinya serta dapat menjalin kerjasama yang lebih baik dengan sesama anggota.
Iver dan Page dalam Mardikanto (1993) mengemukakan bahwa, kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal balik dan saling pengaruh-mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk salaing tolong menolong. Sedangkan pengertian kelompok tani menurut Departemen Pertanian RI (1980) diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani-taruna (pemuda/i), yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak-tani.
Keberadaan kelompok tani di pedesaan relatif penting dalam menunjang pengembangan penyuluhan. Kelompok tani dapat dikembangkan sebagai sarana media atau alat, baik bagi pemerintah atau instansi terkait maupun lembaga-lembaga nonpemerintah dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan. Selain itu, dalam kelompok tani dapat dimanfaatkan lebih baik atau optimal semua sumber-sumber yang tersedia sehingga mampu menjadi wahana belajar yang efektif.
Mosher dalam Mardikanto (2009) mengemukakan bahwa salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok tani. Dimana di dalam kelompok tani perlu adanya organisasi yang membagi tugas antara anggota kelompok tani.
Organisasi adalah suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas, mempunyai tanggung jawab, serta mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Organisasi merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Jenis-jenis organisasi petani terbagi menjadi 3 yaitu :
  1. Kelompok Tani (POKTAN)
Kumpulan petani/pekebun/peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
  1. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)
Kumpulan beberapa kelompok taniyang bergabungdan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
  1. Asosiasi
Kumpulan petani/pekebun/peternak yang sudah mengusahakan satu komoditas pertanian secara komersial.
Kelompok dibentuk untuk mempermudah anggota-anggota mencapai sebagian apa yang dibutuhkan dan atau diinginkan (Departemen Pertanian, 2008).


BAB II
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Permasalah yang dihadapi dalam pembangunan di Desa Kelampaian Tengah umumnya berada pada masalah sturktural dan sosial budaya. Adapun masalah yang dihadapi dalam upaya pembanguna di Desa Kelampaian Tengah yaitu :
  1. Masalah sosial budaya
  1. Rendahnya tingkat pendidikan
  2. Rendahnya Kesadaran Petani terhadap adopsi inovasi pertanian
  1. Masalah Ekonomi
  1. Tersedianya permodalan untuk petani
  2. Harga pupuk yang lumayan tinggi
  1. Masalah Geografis
  1. Prediksi terhadap iklim yang sulit
  2. Banjir kiriman yang mengenangi tanaman padi petani
  3. Penyakit diplodia yang menyerang tanaman jeruk

BAB II
KEADAAN YANG DIINGINKAN
Keadaan yang diinginkan di Desa Kelampaian Tengah yaitu terwujudnya keadaan politik, sosial budaya, serta ekonomi yang mendukung kesejahteraan masyarakat Kelampaian Tengah. Dimana keadaan yang diinginkan yaitu :
  1. Masalah sosial budaya
  1. Pendidikan masyarakat minimal SMA
  2. Petani sadar terhadap perlunya penerapan inovasi pertanian
  1. Masalah Ekonomi
  1. Tersedianya permodalan yang kuat untuk mendukung pertanian
  2. Pupuk tersedia dengan harga murah
  1. Masalah geografi
  1. Prediksi terhadap iklim yang sulit tidak dapat di tanggulangi karena hal ini merupakan keadaan yang tidak dapat dimodifikasi
  2. Pembersihan sungai yang dangkal
  3. Tanaman jeruk kembali menjadi komoditi unggulan di Kecamatan Astambul
BAB IV
PEMBAHASAN
Desa Kelampaian Tengah merupakan bagian dari Kecamatan Astambul dimana luasan permukiman sebesar 12 Ha dan luas areal lahan pertanian yaitu sebesar 104 Ha. Desa Kelampai Tengah terbagi menjadi 3 Rt yaitu Rt I, Rt II, Rt III dengan masing-masing 2 Kelompok tani per Rt.
Tabel 1. Kelompok Tani di Desa Kelapaian Tengah
No
Nama Kelompok Tani
Kelas Kemampuan
Nama Ketua Kelompok Tani
Rt
1
2
3
4
5
6
Sinar Keramat
Nasib Swarga
Berkat Mufakat
Sungai Jurung
Maju Bersama
Karya Baru
Lanjut
Lanjut
Lanjut
Pemula
Pemula
Pemula
H. Muhammad Noor
Arbain
Abdullah
Mahli
Anang Syarwani
Mujtahidin
Rt I
Rt II
Rt III
Rt III
Rt I
Rt II

Dari enam kelompok tani yang ada masing-masing terbagi di 3 Rt. Kelas kemampuan kelompok tani hanya lanjut dan pemula hal ini menunjukkan bahwa kelas kemampuan kelompok tani relatif rendah. Kelompok tani yang sempat di kunjungi pada saat pratikum yaitu kelompok tani Karya Baru. Dimana kelompok tani Karya Baru merupakan kelompok tani dengan kelas kemampuan Pemula namun kelompok tani ini sudah lumayan berkembang karena pada kelompok ini sudah dapat mendirikan koperasi yang telah terdaftar di instansi pemerintahan. Koperasi tersebut dinamakan Nurul Qaromah anggota kelompok merupakan anggota kelompok tani dan ditambah dengan satu orang penyuluh pertanian dan jumlah sementara anggota kopeasi tersebut yaitu sebesar 31 orang. Selain koperasi yang baru saja didirikan kelompok tani Karya Baru juga memiliki Kelompok Budidaya Ikan yang baru saja dikembangkan di Desa Kelampaian Tengah. Kelompok tani sudah mempunyai buku absensi jadwal kehadiran pertemuan rutin kelompok tani yang diadakan setiap hari jumat, buku kas kelompok tani, buku inventaris barang/alat, buku rencana kerja kelompok tani, serta buku tamu.
Masalah budaya yang ada dimasyarakat yaitu adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan.Sarana pendidikan masyarakat di desa Kelampain tengah hanya ada Sekolah Dasar Negeri Kelampaian Tengah, Madrasyah Ibtidaiyah, apabila ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi mereka harus ke tempat lain. Masyarakat di desa Kelampaian Tengah umumnya hanya berpendidikan SD, SMP dan SMA. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum mengetahui seberapa besar pentingnya pendidikan untuk dirinya. Apabila setelah menyelesaikan pendidikan hingga SMA atau lebih buruk hanya sampai SD saja orang tua akan menikahkan anak-anaknya sehingga masa depan pendidikan generasi penerus bangsa menjadi terputus dan hal ini menyebabkan mereka hanya bergelut pada lingkar kemiskinan karena minimnya pendidikan. Rendahnya pendidikan ini juga menjadi menjadi akar permasalahan bahwakurangnya inisiatif masyarakat dalam menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan mereka. Mereka hanya memikirkan bagaimana caranya agar tetap mempertahankan hidup tanpa memikirkan bagaimana nasib generasi penerus bangsa di masa yang akan mendatang. Karena minimnya pendidikan masyarakat hal ini menyebabkan dari seluruh penduduk desa Kelampaian Tengah hampir 95% penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Selain itu masalah rendahnya pendidikan juga menjadikan kendala dalam penerapan inovasi yang dilakukan oleh penyuluhan. Oleh karena itu masayarakat harus ditingkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dengan memperbaiki sarana pendidikan, mengadakan penyuluhan pendidikan terhadap masyarakat agar tercipta generasi penerus yang memiliki pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Kelampaian Tengah.
Masalah ekonomi yang ditemukan di lapangan yaitu rendahnya permodalan yang dihadapi petani. Permodalan untuk kelompok tani Karya Baru belum mendapatkan dana bantuan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) namun pada saat ini masih dalam tahap pengusulan kepada pemerintah. Sebagai contoh penyuluhan yang dilakukan adalah penerapan pemupukan yang berimbang terhadap tanaman padi. Petani umumnya ingin menerapkan pemupukan yang berimbang tersebut namun petani terkendala permodalan sehingga dalam mengadopsi suatu inovasi petani mengalami kesulitan selain harga pupuk mahal. Namun menyikapi hal tersebut pemerintah menjalankan pupuk bersubsidi untuk anggota kelompok tani. Pupuk yang diberikan bersubsidi yaitu urea, KCl, dan SP. 36. Walaupun pupuk dari pemerintah telah disubsidi namun tetap saja mereka terkadang ada yang tidak sanggup membeli pupuk bersubsidi tersebut. Pembelian pupuk bersubsidi oleh anggota kelompok tani tidak dikenakan batasan jadi petani dapat membeli pupuk berdasarkan kemampuan petani dalam membeli pupuk tersebut.Total luas lahan yang dimiliki anggota kelompok tani bersama yaitu 21,7 Ha dimana pupuk yang sudah diambil yaitu urea 2.070 kg, KCl 1.4060 kg, dan SP 36 760 kg. Hendaknya pupuk dapat diberikan kredit kepada petani berupa dana bantuan seperti program PUAP agar mereka dapat membeli pupuk sehingga petani dapat melakukan pemupukan yang berimbang pada tanaman padi mereka.
Selain itu program yang pernah ada di desa ini yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) berupa pembuatan jalan usaha tani. Pembuatan jalan usaha tani ini ditujukan untu memudahkan petani menuju lahan tani mereka serta jalan ini memudahkan pengangkutan hasil panen para petani sehingga lebih mudah untuk sampai kerumah masyarakat. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri ini dilaksanakan pada tahun 2009. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ini telah dilaksanakan 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 di tiga Rt di desa Kelampaian Tengah. Pada tahun 2008 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dilaksanakan di Rt III yaitu berupa pembuatan Jalan usahatani. Pada tahun 2009 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dilaksanakan di Rt II yaitu juga berupa pembuatan Jalan usahatani. Sedangkan Pada tahun 20010 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dilaksanakan di Rt III yaitu kembali berupa pembuatan Jalan usahatani. Pada tahun 2011 ini program pembangunan yang direncanakan yaitu pembangunan Taman Kanak-Kanak. Dalam semua jenis pembangunan yang dilaksanakan di pedesaan yang pelu diingat dan digaris bawahi yaitu pemerintah seharusnya tidak hanya membantu permodalan namun juga memberdayakan masyarakat agar dapat membatu masyarakat agar dapat mengelola sumberdaya yang ada secara optimum.
Selain masalah sosial budaya serta perekonomian yang ada di desa Kelampaian Tengah ini juga yang menjadi masalah dalam pertanian adalah masalah cuaca dan ikilim yang sukar untuk diperkirakan. Varietas tanaman padi yang ditanam merupakan jenis varietas lokal walaupun kadang bisa juga membudidayakan padi unggul namun bila musim memungkinkan. Masalah geografi yang terjadi seperti air banyak para petani yang mengeluh dengan adanya banjir kiriman dari daerah pegunungan yang menyebabkan petani gagal panen. Banjir yang datang umumnya menggenangi tanaman padi yang hanya berumur masih muda sehingga tanaman padi muda ini tidak dapat bertahan sehingga busuk dan mati. Dari wawancara langsung kepada petani bahwa bencana banjir kiriman yang menggenang tanaman padi tersebut menyebabkan petani mengalami kegagalan penanaman sebanyak 5 kali. Dari hal tersebut bahwa petani terus mengalami kerugian karen banyaknya bibit tanaman yang terbuang padahal untuk dapat menanam padi petani harus menyemai benih padi yang sudah direndam selama 20 hari barulah bibit dapat ditanam. Namun apabila banjir kiriman yang terjadi menggenangi tanaman yang sudah berumur cukup lama umumnya tanaman padi masih bisa bertahan hidup karena tanaman padi sudah mempunyai anakan yang cukup banyak serta tanaman padi tersebut sudah cukup tinggi. Pada sawah yang lebih tinggi umumnya tanaman padi bisa bertahan hidup bila dibandingkan dengan tanaman padi di daerah sawah bawahan. Solusi untuk permasalah banjir ini yaitu seperti pembuatan irigasi agar dapat menyalurkan air dari sungai agar tidak meluap langsung ke areal persawahan. Namun walaupun rencana ini pernah di ajukan dalam musrembang rencana ini belum dapat dilaksanakan karena memakan biaya yang jumlah sangat pantastis sehingga pemerintah kabupaten belum sanggup membangunkan irigasi yang dikehandaki oleh masyarakat. Namun selain pembuatan irigasi solusi yang lain adalah pembersihan areal sungai-sungai yang mengalami pendangkalan akibat samapah. Dengan membersihkan areal sungai yang mengalami pendangkalan maka diharapkan laju jalannya air tidak meluap ke areal persawahan.
Masalah yang dihadapi petani juga menyangkut penyakit diplodia yang menyerang hampir seluruh tanaman jeruk yang ada di Kabupaten Astambul. Walaupun tanaman jeruk sudah dipangkas namun ada saja tanaman jeruk yang tetap mati. Petani juga sudah mengganti tanamn jeruk yang sudah mati dengan jeruk baru namun sepertinya penyakit diplodi sudah menjadi langganan yang mneybabkan tanaman jeruk mati. Oleh karena itu para petani sekarang berpikir untuk menggati tanaman jeruk dengan tanaman lain dengan harapan jenis tanaman yang baru dapat menghentikan penyakit diplodia. Jenis tanaman yang digunakan yaitu sirsak karena sekarang ini sirsak sudah banyak dicari masyarakat karena banyak manfaat dari sirsak selain untuk konsumsi yaitu sebagai obat untuk beberapa penyakit. Selain sirsak beberpa petani juga tertarik untuk membudidayakan kelapa hibrida karena sekarang ini banyak kelapa sebagai tanaman yang dibuat untuk minuman dan harganya juga menguntungkan bagi petani terutama untuk suplai warung maupun rumah makan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut, yaitu :
  1. Tingkat pendidikan masyarakat di desa Kelampaian Tengah umumnya relatif rendah sehingga hendaknya harus dilakukan peningkatan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan untuk memperbaiki kualitas sumber daya pedesaan.
  2. Masyarakat desa memang masih minim terhadap permodalan namun dalam memberikan modal masyarakat juga harus diberdayakan melalui penyuluhan agar masyarakat dapat mengoptimalkan permodalan yang dimiliki.
  3. Perubahan iklim yang dihadapi sekarang merupakan tantangan dalam pertanian karena merupakan kondisi alam yang tidak dapat direkayasa atau kitamodifikasi sesuai dengan kehendak manusia.
  1. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam laporan ini yaitu agar pemerintah lebih memperhatikan pembangunan di desa agar masyarakat desa mampu mengelola sumber daya yang ada dengan baik sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA
Fatah, Luthfi. 2007. Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Pustaka Banua. Banjarbaru Kalsel.
Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Mardikanto, T. 2009. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Sumodiningrat, G. 2007. Pemberdayaan Sosial. Kompas. Jakarta

Kamis, 17 Maret 2011

Waktu dan Ragam Evaluasi Program Penyuluhan

1.    Waktu Evaluasi
Waktu pelaksanaan evaluasi dapat dilaksnakan pada tiga waktu yaitu evaluasi pra kegiatan program, evaluasi pada proses pelaksanaan program, dan evaluasi sesudah pelaksanaan program.
2.    Ragam Evaluasi
Penelusuran terhadap ragam evaluasi, menemukan beberapa pengertian seperti berikut :
a.    Evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
Taylor (1976) mengemukakan adanya dua macam evaluasi, yaitu “evaluasi formatif” dan “evaluasi sumatif
Evaluasi formatif, adalah evaluasi yang dilaksanakan terhadap program atau kegiatan yang telah dirumuskan, sebelum program atau kegiatan itu sendiri dilaksanakan sedangkan evaluasi sumatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan setelah program selesai dilaksanakan.
Pada umumnya, kegiatan evaluasi hanya ditekankan pada evaluasi sumatif, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh terdapat penyimpangan dalam pelaksanaan program dan seberapa jauh tujuan dan program yang telah terdapat dicapai seperti yang diharapkan.
b.    On-going evaluation dan Ex-post evaluation
Pemisahan evaluasi dalam 2 bentuk, juga dikemukakan oleh Cernea dan Tepping (1977) yang membedakan adanya :” on-going evaluation” dan “ex-post evalutation”.
On-going evalutation, adalah evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan itu masih/sedang dilaksanakan, yang dimaksudkan untuk mengetahui ada/tidaknya penyimpangan pelaksanaan kegiatan disbanding program atau rencana yang telah ditetapkan.
Berbeda dengan”on-going evalutation”, ex-post evalutation sebenarnya sama dengan “evaluasi sumatif”, yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan yang direncanakan telah selesai dikerjakan. Tujuan dari kegiatan evaluasi ini adalah untuk mengetahui: seberapa jauh tujuan telah dapat dicapai, dan (disbanding dengan program atau rencananya) seberapa jauh telah terjadi penyimpangan didalam pelaksanaannya.
c.    Evaluasi intern dan evaluasi ekstern
Pada evaluasi intern, pengambil inisiatif diadakannya evaluasi maupun pelaksana kegiatan evaluasi adalah orang-orang atau aparat yang terlibat langsung dengan program yang bersangkutan(administrator program, penanggungjawab program, pelaksana program) atau orang-orang atau aparat di dalam organisasi pemilik/ pelaksana program, yang memang memiliki fungsi atau tugas untuk melakukan evaluasi dalam organisasi
Sedang evaluasi ekstern, adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh pihak luar (di luar organisasi pemilik/pelaksana program), meskipun inisiatif dilakukannya evaluasi dapat muncul dari kalangan orang luar, atau justru diminta oleh organisasi pemilik/pelaksana program yang bersangkutan.
d.   Evaluasi teknis dan evaluasi ekonomi
Evaluasi teknis (fisik), adalah kegiatan evaluasi yang sasran dan ukurannya menggunakan ukuran-ukuran teknis (fisik), seperti seberapa jauh volume kegiatan telah dapat diselesaikan, seberapa jauh persyaratan teknis telah ditepati, berapa jumlah orang yang terlibat/terjangkau oleh program yang dilaksanakn, bagaimana kualitas bahan yang digunakan, ataupun kualitas fisik, dari kegiatan yang dihasilkan, dll. Sedangkan evaluasi ekonomi atau keuangan sasarannya adalah pengelolaan keuangan dan menggunakan ukuran-ukuran ekonomi.
e.    Evaluasi program, pemantauan, danm evaluasi dampak program
Evaluasi program adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji kembali draft/usulan program yang sudah dirumuskan, sebelum program itu dilaksanakan.
Pemantauan program diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data,fakta) dan pengambilan keputusan-keputusan yang terjadi selama proses pelaksanaan program, dengan maksud untuk menghindari terjadinya keadaan-keadaan kritis yang akan mengganggu pelaksanaan program, sehingga program tersebut tetap dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan (Carnea dan Tepping, 1977).
Untuk keperluan tersebut, Rossi, dkk (1979) menekankan agar kegiatan pemantau an diarahkan untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan :
·         apakah program yang telah dilaksanakan tersebut benar-benar telah dapat mencapai individu-individu sasaran program tersebut?
·         apakah program telah dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan sumberdaya, memberikan pelayanan, dan memperoleh manfaat seperti yang telah direncanakan?

Evaluasi Dampak Program
Sebagian besar kegiatan evaluasi, umumnya diarahkan untuk mengevaluasi tujuan program atau dampak kegiatan yang telah dihasilkan oleh pelaksana program yang telah direncanakan.  Kegiatan seperti itu hanya dapat dilakukan jika tujuan program benar-benar dirumuskan secara jelas dan telah disediakan cara-cara pengukurannya, baik yang menyangkut perubahan perilaku, atau ukuran-ukuran yang lain seperti tingkat produktivitas, tingkat kelahiran/kematian, dll.
f.     Evaluasi proses dan evaluasi hasil
Dari beragamevaluasi yang telah dikemukakan di atas,dapat disimpulkan ada dua macam kegiatan evaluasi, yaitu:
·         Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang telah dilakukan untuk mengevaluasi seberapa jauh proses kegiatan yang telah dilaksanakan itu sesuai 9dalam arti kuantitatif maupun kualitatif) dengan proses kegiatan yang seharusnya dilaksanakan sebagaimana telah dirumuskan di dalam programnya.
·         Evaluasi hasil, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah dapat dicapai, baik dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif.
Dari kedua macam evaluasi ini, seringkali perhatian hanya dipusatkan pada evaluasi hasil, sedang evaluasi proses baru dilakukan manakala dari evaluasi hasil tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.
Sehubungan dengan kenyataan ini, evaluasi terhadap proses kegiatan semakin memperoleh perjatian (baik di dalam evaluasi program, pemantauan/monitoring, maupun evaluasi dampak program.  Hal ini, terutama dilandais oleh fakta yang menunjukkan bahwa, keberhasilan program tidak selalu dilaksanakan dengan menghalalkan segala cara asal tujuan tercapai.
Khusus untuk pelaksanaan program penyuluhan, praktik-praktik menyalahi proses kegiatan (dengan menghalakan segala cara) asal tujuan tercapai seperti itu sangat berbahaya karena perubahan perilaku yang disebabkan oleh pemaksaan itu tidak bersifat mantap dan jika unsure pemaksanya tidak memiliki kekuasaan lagi, perilaku sasaran akan kembali kepada perilaku semula.


Manajemen Penyuluhan Pertanian

1.        Pengertian Manajemen
Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
2.      Teori Manajemen
Fayol menyatakan bahwa manajemen mempunyai 5 fungsi :
1)       Perencanaan (Planning),
2)     Pengorganisasian (Organizing),
3)     Pemberian komando (Commanding),
4)     Pengkoordinasian (Coordinating,
5)     Pengawasan (Controlling).
Koont dan O’Donnel membagi fungsi manajemen menjadi 5, yakni:
1)       Prencanaan (Planning),
2)     Pengorganisasian (Organizing),
3)     Pengadaan tenaga kerja     (Staffing),
4)     Pemberian bimbingan (Directing),
5)     Pengawasan (Controlling).
3.      Hal2 yg berhubungan dg Manajemen :
Managemen adalah inti dari administrasi; Kepemimpinan adalah inti dari managemen; Human relation adalah inti dari kepemimpinan; serta Organisasi dapat dipandang sebagai adalah wadah di mana kegiatan administrasi/managemen dijalankan dan sebagai rangkaian hirarki antara orang-orang dalam suatu ikatan formal.
4.      pengertian
1)       Adminstrasi sebagai keseluruhan proses kerjasama dua orang manusia atau lebih yang disandarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 1984)
2)     Kepemimpinan adalah motor atau daya penggerak dari semua sumber-sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi.
3)     Human relations adalah keseluruhan rangkaian hubungan, baik yang ber-sifat formal atau informal, antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, serta bawahan dengan bawahan yang lain yang harus dibina dan di-perlihara sedeminikan rupa sehingga tercipta suatu teamwork dan suasana kerja yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan.
4)     Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/ beberapa orang yang disebut bawahan.
5.      Menurut Claar, J.B. & R.P. Bentz. 1984, ruang lingkup manajemen (administrasi) penyuluhan adalah:
1)       susunan dan tugas staf penyuluhan,
2)     manajemen personel,
3)     manajemen keuangan,
4)     manajemen fasilitas (peralatan dan perlengkapan).
5)     perencanaan dan pelaporan,
6)     pelatihan pra-kerja staf penyuluh,
7)     pelatihan kerja staf penyuluhan,
8)     organisasi lembaga penyuluhan dan koordinasi  dengan lembaga terkait lainnya.
6.       Kualitas Kepemimpinan Tergantung Kemampuan Individu Untuk :
1)       Menyuruh orang lain hormat/menghargai dan loyal
2)     Menstranfer tanggung jawab
3)     Melibatkan seluruh tingkatan dalam pengambilan kebijakan
4)     Menanamkan kepercayaan
5)     Menumbuhkan antusiasme
6)     Menanamkan semangat dan bekerja secara tim
7)     Membuat keputusan dengan segera
8)     Memikul tanggung jawab
9)     Mengajar Belajar
7.      Jumlah personel Penyuluhan yang diperlukan :
1)       Ukuran/luas daerah yang dilayani
2)     Keragaman pertanian
3)     Ukuran/luas dan kompleksitas lahan pertanian
4)     Jumlah dan tingkat pendidikan sasaran potensial
5)     Kompleksitas dan ruang lingkup program (seperti tanaman pangan, peternakan, pemasaran, dll)
6)     Kemudahan komunikasi antara personil
7)     Mobilitas personil penyuluhan
8)     Tingkat pendidikan dan pengalaman personil penyuluhan
9)     Metode Penyuluhan yang digunakan untuk menjangkau sasaran.
8.      Kualifikasi dan fungsi personel penyuluhan :
1)       Untuk menegakkan peraturan dan/atau melaksanakan pelayanan pemerintah secara langsung.
2)     Untuk membantu memecahkan masalah.
3)     Untuk menyebarkan informasi melalui publikasi, pameran dan media massa.
9.      Fungsi PPL
1)       PPL dalam kondisi ideal diharapkan dapat menjadi
2)     guru,
3)     fasilitator,
4)     organisator, dan
5)     pemimpin yang membantu petani:
o   Menjadi sadar akan adanya teknologi baru dan hasil penelitian.
o   Bergerak dari tahap sadar menuju mempunyai keterampilan yang memadai dan bila mungkin merubah sikap untuk mengambil keputusan menerapkan teknologi baru.
o   Mengantar ke peningkatan usahatani, produktivitas, pendapatan, dan kualitas hidup.
10.    Beberapa tugas PPL
1)       Menjalin hubungan kerja dengan semua kelompoktani dan organisasi lainnya.
2)     Mengembangkan mekanisme advisori yang memadai
3)     Menyusun rencana dan mempersiapkan laporan tentang kegiatan penyuluhan di wilayahnya.
11.      Beberapa tugas PPS
1)       Menjalin kontak dengan lembaga penelitian dan peneliti untuk memperoleh rekomendasi terbaru dan subyek yang sedang diteliti, dan untuk memberi input atau pandangan situasi dunia nyata kepada peneliti.
2)     Mempelajari dan menganalisis tren dan data penelitian yang berhubungan dengan bidangnya.
3)     Mengembangkan rencana latihan dan kegiatan lain yang akan memberikan penge­tahuan dan hasil penelitian kepada PPL yang mentransfer kepada petani untuk memecahkan masalah petani.
4)     Bekerjasama dengan spesialis informasi pertanian untuk mempersiapkan bulletin, surat edaran, surat kabar, selebaran fakta kosep tunggal, dan alat peraga yang cocok digunakan untuk disampaikan kepada PPL.
5)     Berpartisipasi dalam kegiatan lapangan (jika dan bila mungkin) bekerja secara langsung dengan peneliti, PPL, dan petani dalam penelitian lapangan, demonstrasi, lokakarya, dll.
12.    Peranan PPS
1)       Membantu menjembatani gap antara hasil riset dengan yang ada di lapangan atau di rumah.
2)     Membantu memodifikasi hasil riset ke rekomendasi yang realistik sesuai dengan situasi setempat.
13.    Fungsi Direktur
1)       Direktur penyuluhan adalah pejabat yang mengepalai/memimpin organisasi penyuluhan
2)     Fungsi direktur adalah untuk merencanakan, mengorganisir, mengatur dan mengawasi kegiatan organisasi.
3)     Lebih spesifik posisi tersebut termasuk tanggung jawab terhadap supervisi, manajemen personil, administrasi gaji, manajemen fasilitas, manajemen fiskal, pengembangan program dan koordinasi, pelaksanaan program dan evaluasi program.
4)     Secara singkat, direktur bertanggung jawab terhadap semua aspek organisasi penyuluhan.
5)     Fungsi tersebut di atas harus didelegasikan kepada orang lain dalam organisasi. Karena diperlukan pendelegasian, maka diperlukan juga komunikasi yang efektif dalam organisasi.
14.    Faktor2 yg prlu dipertimbangkan dlm hub personil :
1)       Kebijaksanaan personil harus didesain untuk memfasilitasi penyuluhan yang efektif. Kebijaksanaan dan prosedur yang menghambat tujuan ini harus dihindari, atau dimodifikasi.
2)     Kebijaksanaan personil harus didesain untuk memfasilitasi kerja sama antar pegawai. Pendekatan yang positif akan memberikan hasil yang lebih baik daripada pedekatan yang terlalu ketat.
3)     Jika organisasi terlalu besar, maka akan lebih efesien jika fungsi Manajemen Personil Penyuluhan Pertanian disentralisasi. Walaupun demikian, bila ini dilakukan, maka perlu dipertimbangkan adanya fleksibilitas dan pemahaman terhadap perbedaan antar staf.
4)     Keputusan mengenai hal-hal yang penting seperti perekrutan, penempatan, penilaian kinerja, dan promosi personil harus dibuat dengan memper-timbangkan kebutuhan organisasi dan berdasarkan jasa, bukannya berdasarkan faktor luar.
5)     Manajemen Personil Penyuluhan Pertanian harus dijalankan dengan adil dan terbuka. Jika staf diperlakukan tidak sama, respon mereka terhadap tujuan organisasi akan terhambat.
15.    Hal2 yg prlu dipertimbangkan dlm mnjmn fasilitas kantor :
1)       Perencanaan yang matang diperlukan untuk menentukan jumlah dan lokasi kantor penyuluhan.
2)     Perhatian yang kontinyu diperlukan untuk mendapatkan dan memelihara fasilitas kantor.
3)     Pertanyaan tentang tata ruang kantor, perlengkapan kantor yang diperlukan, kebutuhan akan staf kontrakan, prosedur perkantoran, harus dipecahkan dengan keterbatasan persediaan sumber daya di setiap negara.
16.    Hal2 yg perlu diperhatikan dlm Manajemen Keuangan :
1)       Administratur penyuluhan harus menjelaskan kebutuhan keuangan organisasi secara jujur dan realistis serta siap untuk mengatur kapan dana diperlukan dan bagaimana dana itu digunakan.
2)     Sumber dana harus dicari dari semua tingkat pemerintahan dan juga dari orang-orang yang mendapat manfaat langsung dari pelayanan penyuluhan.
3)     Kewenangan untuk mengeluarkan uang dalam barometer yang telah ditentukan harus didelegasikan sebanyak mungkin.
4)     Prosedur pengawasan yang memadai harus dikembangkan dan diikuti.
17.    Prinsip2 umum penyusunan
1)       Rencana dan laporan harus berguna untuk mereka yang mempersiap-kannya, sebagaimana untuk mereka yang membaca.
2)     Rencana dan laporan harus digunakan sebagai masukan oleh pembuat keputusan.
3)     Rencana dan laporan oleh staf penyuluhan harus digunakan pada lokasi itu juga bersama dengan kelompok advisori dan tim penyusun program.
4)     Rencana dan laporan harus disusun sesuai dengan harapan yang realistik.
5)     Rencana dan laporan harus digunakan untuk membantu staf penyuluhan meningkatkan kinerja mereka.
6)     Hampir di semua negara, rencana dan laporan digunakan untuk mengevaluasi pengeluaran dana publik dan untuk mendukung usulan bantuan finansial masa datang.
18.    Topik-Topik Umum Pelatihan Prakerja Penyuluhan Pertanian
1)       Pokok bahasan teknis di bidang ilmu pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan atau rumah tangga.
2)     Organisasi pelayanan penyuluhan, termasuk maksud misi, kebijaksanaan dan prosedur.
3)     Pengembangan sumber daya manusia termasuk pelibatan orang secara partispatif dalam pengembangan dan perencanaan program, perilaku kelompok, hubungan staf-sasaran, dan  manajemen personil.
4)     Proses pengembangan program, dari identifikasi masalah dan penilaian penyuluhan sampai design program inplementasi dan penilaian (evaluasi), termasuk administrasi program.
5)     Strategi komunikasi tidak hanya untuk penyusunan program menggunakan sistem komunikator yang modern maupun  indegenius, tetapi juga untuk memperoleh  informasi umpan balik dari kelompok sasaran dan memberikan informasi tersebut kepada pihak-pihak atau kelompok lain yang memerlukan.
6)     Teknik evaluasi untuk menentukan efektifitas dan manfaat program penyuluhan bagi pengguna.
19.    Bidang Pelatihan
1)       keterampilan pokok bahasan teknis,
2)     keterampilan pokok bahasan pendidikan dan komunikasi termasuk metode dan teknik,
3)     pengetahuan sistem sosial pedesaan, termasuk norma-norma kebudayaan, organisasi kemasyarakat, dan sebagainya, dan
4)     informasi tentang organisasi dan operasi penyuluhan (bidang ini lebih banyak dimasuk    kan dalam pelatihan industri).
20.  Mengapa guru (dan penyuluh) sebaiknya menggunakan metode pemecahan masalah dalam pengajaran pertanian
1)       Pemecahan masalah memberikan murid kesempatan belajar proses (bagaimana memecahkan masalah), dan pokok bahasan.
2)     Pemecahan masalah memberikan murid kesempatan untuk membantu merencanakan apa yang akan mereka pelajari dan bagaimana mereka belajar.
3)     Pemecahan masalah membuat guru tetap optimis. Dengan memberikan kelas kesempatan untuk terlibat dalam perencanaan kegiatan pelajar, pengajaran yang praktis akan dipertahankan.
4)     Dalam pengajaran dengan menggunaan pemecahan masalah, murid menyimpulkan pokok bahasan dan menggunakannya dengan cara yang praktis; jadi mereka belajar menggunakan dan mengaplikasikan pengetahuan dengan baik. Jauh lebih baik belajar pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri daripada belajar pengetahuan demi mengejar nilai.
5)     Pemecahan masalah adalah pendekatan pengajaran yang fleksibel.
6)     Pemecahan masalah yang dilaksanakan dengan baik me­numbuhkan minat belajar pada diri murid, karena alasan belajar dan aplikasi belajar di ruang kelas dikembangkan dengan jelas.
7)     Pemecahan masalah adalah pedagogi yang bermutu.
8)     Pengajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah memungkinkan guru mengizinkan perbedaan individu, karena murid mungkin berkembang dengan kecepatan yang berbeda dalam mengejar tujuan individualnya.
9)     Dalam pemecahan masalah, pengajaran dalam ruang kelas dan praktik di lapangan dapat digabung dengan cara pelaksanaan kunjungan guru ke plot murid, serta dapat dipadukan bersama ke dalam suatu kesatuan yang lebih bermanfaat.
10)   Sebagai tambahan, untuk belajar “pertanian”, murid belajar tugas-tugas penting